x

Disnaker Jember Kesulitan Pantau Puluhan Pekerja Migran

2 minutes reading
Thursday, 9 Mar 2023 01:16 0 118 detektif_jatim

JEMBER, DETEKTIF Jatim – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Jember kesulitan memantau puluhan pekerja migran di daerahnya. Sebanyak 96 pahlawan devisa pulang dengan membawa berbagai persoalan.

Selama tahun 2022 lalu Disnaker Jember  telah menangani PMI bermasalah. Dinas juga menggurusi pekerja migran yang meninggal dunia di luar negeri karena banyak sebab.

“Kalau untuk PMI bermasalah yang sudah kita tangani ada 67 orang dan yang untuk yang meninggal dunia yang telah kita tangani ada 16 orang, di tahun 2022 lalu,” katanya

Sedangkan di dua bulan awal tahun 2023 tercatat di bulan Januari ada 145 orang  dan Februari ada 71 orang warga Jember yang berangkat bekerja di luar negeri. Sedangkan untuk PMI yang bermasalah ada 6 orang sedangkan yang meninggal ada 7 orang.

Kepala Disnaker Kabupaten Jember Bambang Rudianto mengatakan, tercatat ada 1120 warga Kabupaten Jember menjadi Pekerja Migran Indonesia atau PMI.

“Jumlah itu yang tercatat berdasarkam ID (identitas) Rekom Sisko P2MI (Sistem Komputerisasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di tahun 2022,”kata Rudi, Selasa (7/3/2023).

“Artinya itu yang berangkat bekerja ke luar negeri secara legal atau resmi melalui perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) yang terdaftar di seluruh Indonesia . Kalau yang ilegal kami tidak tahu bisa lebih banyak atau bisa pula lebih sedikit,” tambahnya.

Khusus untuk bulan Februari 2023 Disnaker mencatat sebanyak 71 orang pekerja migran. Itu karena Sisko telah ditutup resmi per tanggal 17 Februari lalu. “Sisko diganti dengan aplikasi baru bernama Siap Kerja Kemenaker. Nah untuk aplikasi baru ini kita sedang mempelajari bersama,” ujarnya

Tapi sekilas lebih melindungi para calon PMI karena disitu setiap CPMI harus membuat akun dan mengisi data secara detail, negara mana yang dipilih, harus memiliki sertifikat pelatihan, kemudian juga ada fitur pilihan perusahaan atau P3MI.

“Rata-rata PMI yang berangkat adalah tenaga kerja informal seperti sebagai asisten rumah tangga atau ART” paparnya.

Lebih jauh Rudi mengimbau agar warga yang ingin bekerja di luar negeri berusaha mencari informasi melalui dinasnya. Hal tersebut perlu dilakukan agar mereka terhindar dari ulah para tekong atau agen perdagangan manusia (human trafficking).

“CPMI harus rajin mencari informasi melalui website Kemenaker atau datang ke disnaker sebelum memutuskan berangkat ke luar negeri. Kenapa begitu agar mereka tidak menjadi korban perdagangan manusia, kasihan maksudnya baik untuk mencari nafkah tapi malah jadi korban penipuan atau human trafficking,” pungkasnya.(*/Memo X)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
x