Pamekasan, detektifjatim.com – Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Mohammad Khomarul Wahyudi, inspeksi mendadak (Sidak) RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo dan BPJS Kesehatan, Senin (26/05/25).
Sidak dilakukan untuk mencari solusi banyaknya keluhan masyarakat soal layanan hemodialisis atau cuci darah yang belum sepenuhnya dilakukan rumah sakit plat merah tersebut.
“Saya banyak dihubungi masyarakat yang mengeluhkan tidak tertanganinya pasien hemodialisis. Maka dari itu saya mendatangi langsung RSUD dan BPJS untuk mencari jalan keluar,” ujar Wahyu, Senin (26/05/25).
Menurut Wahyu, RSUD telah menunjukkan niat baik dengan membuka opsi pelayanan hemodialisis hingga empat shift atas dasar kemanusiaan. Namun, tetap ada batasan regulasi yang harus dipatuhi.
“RSUD menyarankan agar pasien masuk melalui UGD terlebih dahulu agar bisa ditangani dan diklaim ke BPJS. Jika tidak melalui jalur itu, penanganan tidak bisa dilakukan karena tidak sesuai prosedur klaim BPJS,” jelasnya.
Politisi PBB itu menjelaskan, BPJS Kesehatan menegaskan, tidak menutup opsi pelayanan tambahan. Namun ada prosedur administratif yang harus dipenuhi agar pelayanan bisa dioptimalkan.
“BPJS bukan menolak penambahan shift, tapi ingin memaksimalkan pelayanan sesuai aturan. Untuk itu, perlu dukungan dari Pemkab, termasuk penyediaan alat dan SDM medis tambahan,” tambahnya.
Sebagai solusi sementara, kata Wahyu, BPJS memberikan izin agar lima pasien hemodialisis tetap bisa diklaim, dengan syarat mengikuti prosedur rawat inap atau menandatangani perjanjian yang telah ditentukan.
Dengan adanya upaya itu, Wahyu berharap ada sinergi antara RSUD, BPJSKes, dan Pemkab Pamekasan agar pelayanan kesehatan, khususnya bagi pasien hemodialisis, dapat berjalan optimal dan manusiawi.
Sementara itu, RSUD Smart Pamekasan bersama BPJS Kesehatan mengambil langkah tanggap darurat untuk membantu pasien yang membutuhkan layanan cuci darah atau Hemodialisis (HD) secara mendesak.
Sebab, masih terdapat enam pasien yang belum mendapatkan tempat untuk melakukan HD. Setelah, satu pasien dinyatakan meninggal dunia otomatis tinggal lima pasien.
Direktur RSUD Smart Pamekasan Raden Budi Santoso, menyatakan kesiapannya untuk melayani lima pasien yang masih bertahan, atas dasar rasa kemanusiaan.
“Karena kondisi darurat dan tidak adanya tempat HD di RS lain. Solusi dari kami adalah membuka layanan melalui rawat inap melalui IGD terlebih dahulu. Ini bentuk tanggung jawab dan rasa kemanusiaan kami,” ujarnya, Rabu (21/05/25).
Budi menambahkan, layanan HD pada shift 4 di RSUD telah ditutup karena belum memenuhi standar. Oleh karena itu, solusi rawat inap menjadi langkah sementara agar pasien tetap bisa mendapatkan perawatan yang dapat diklaim melalui BPJSKes.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Pamekasan Nuzuluddin Hasan menyampaikan kesiapannya membantu proses klaim bagi lima pasien tersebut, baik yang memilih menjalani perawatan melalui IGD maupun tidak.
“Bila pasien bersedia mengikuti skema rawat inap dari rumah sakit, layanan akan langsung berjalan. Namun jika tidak ingin melalui IGD, klaim tetap bisa diproses asalkan pasien menandatangani surat perjanjian dan kesepakatan terlebih dahulu,” ujarnya (udi/ady).
No Comments