x

Eco Enzyme-Eco Brick: Cara Merubah Perspektif Siswa Soal Sampah

2 minutes reading
Monday, 4 Nov 2024 11:19 0 11 detektif_jatim

SUMENEP, detektifjatim.com – Sekolah Alam Sumenep kembali melaksanakan workshop Eco Enzyme dan Eco Brick, di Gedung Workshop MAN Sumenep Ahad (03/11/2024). Sasarannya, siswa-siswi SMA/SMK sederajat di Sumenep.

Terdapat enam sekolah yang mengikuti pelatihan tersebut, diantaranya SMK Al Karimiyyah, MAN Sumenep, SMA Muhammadiyah 1, SMAN 1 Gapura, SMAN 3 Sumenep dan SMK Nurus Shobah.

Sebagai informasi, Sekolah alam ini adalah program kolaborasi Asa Sociopreneur dan Lazismu Sumenep yang difasilitasi oleh Lazismu Pusat dalam program Lazismu Climate Change dalam pilar lingkungan “Sayangi Daratmu”

Pemateri dalam workshop Eco Enzyme dan Eco Brick adalah Daniek Andaningsih selaku pegiat lingkungan di Kabupaten Sumenep.

Daniek Andaningsih selaku pemateri pada workshop tersebut sangat mengapresiasi yang dilakukan oleh tim sekolah alam.

“Kami sangat mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh sekolah alam untuk mengenalkan Eco-enzyme dan Eco-brick kepada siswa-siswi di Kabupaten Sumenep” ucap Daniek

Daniek menyampaikan Eco-enzyme dan Eco-brick merupakan solusi untuk mengurangi sampah organik dan sampah plastik.

“Ini penting disampaikan karena Eco-enzyme dan Eco-brick merupakan dua solusi untuk mengatasi persoalan sampah” ujarnya.

Dia berharap, siswa-siswi setelah mengenal Eco-enzyme dan Eco-brick ini, bisa menjadi kebiasaan positif sehingga mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat sampah.

Perwakilan LazisMu Sumenep sekaligus master of training pada workshop kali ini Moh. Ridho Ilahi Robbi menyampaikan ada gaya pembelajaran baru yang diterapkan.

“Setelah mendapatkan materi, siswa-siswi kami ajak bermain game seru yang berkenaan dengan sampah,” ucap Ridho.

Tujuan dari game tersebut, kata Ridho, untuk mengubah perspektif atau pandangan siswa-siswi bahwa sampah itu sebenarnya bernilai.

Ridho juga menjelaskan bahwa tidak hanya bermain game saja, siswa-siswi juga dibentuk kelompok dalam sesi Focus Grup Discussion (FGD).

“Sesi FGD merupakan hal penting dalam workshop ini. karena siswa-siswi juga diminta untuk membuat kerangka berfikir di sebuah kertas lalu dipresentasikan didepan peserta lainnya,” ujarnya.

Dia berharap siswa-siswi juga bisa berperan aktif dalam mengolah informasi yang didapatkan oleh pemateri, sehingga apa yang disampaikan pemateri benar-benar bisa diserap dengan baik. (*/ady)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
x