Penulis: Fathur Rosi
Kader PMII STIDAR
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi pilar utama yang tak tergantikan. Namun, upaya ini tidak bisa hanya berfokus pada satu aspek saja, melainkan memerlukan strategi cerdas yang mengintegrasikan pendidikan dan gizi anak bangsa, serta pemerataan kualitas pendidikan antara perkotaan dan pedesaan, baik itu sekolah swasta maupun negeri.
Kita sering kali terjebak dalam dikotomi antara pendidikan dan gizi, seolah keduanya adalah entitas yang terpisah. Padahal, kenyataannya, keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama. Anak-anak yang mendapatkan asupan gizi seimbang akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik, konsentrasi yang lebih tinggi, dan daya tahan tubuh yang lebih kuat. Dengan kata lain, gizi adalah fondasi bagi pendidikan yang berkualitas.
Namun, gizi yang baik saja tidak cukup. Kita juga perlu memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa terkecuali, memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Di sini, kita tidak hanya berbicara tentang kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan, tetapi juga kesenjangan antara sekolah swasta dan negeri. Seringkali, sekolah swasta menghadapi tantangan yang lebih berat, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kurangnya perhatian dari pemerintah.
Pemerintah perlu memberikan perhatian yang lebih besar kepada sekolah swasta, misalnya dengan memberikan bantuan subsidi, pelatihan guru, dan akses terhadap teknologi. Kualitas pendidikan di sekolah swasta juga perlu ditingkatkan melalui pengawasan yang lebih ketat dan penerapan standar yang sama dengan sekolah negeri.
Mengoptimalkan pendidikan dan gizi anak bangsa bukanlah sekadar program jangka pendek. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia. SDM yang berkualitas akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemajuan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak Indonesia.
Strategi cerdas yang dimaksud adalah strategi yang mengintegrasikan program pendidikan dan gizi secara holistik, serta memastikan pemerataan kualitas pendidikan antara perkotaan dan pedesaan, baik sekolah swasta maupun negeri. Misalnya, program pemberian makanan bergizi di sekolah tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, tetapi juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya pola makan sehat. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dan penyebaran informasi tentang gizi juga perlu dioptimalkan, dan bantuan teknologi juga harus merata di berikan pada sekolah swasta.
Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Peran aktif masyarakat, mulai dari orang tua, guru, hingga organisasi non-pemerintah, sangat dibutuhkan. Orang tua perlu diberikan edukasi tentang pentingnya gizi seimbang dan pola asuh yang baik, guru perlu dibekali dengan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan anak, dan organisasi non-pemerintah dapat berperan sebagai mitra pemerintah dalam menjalankan program-program yang berkaitan dengan pendidikan dan gizi.
Dengan strategi cerdas yang mengintegrasikan pendidikan dan gizi, serta pemerataan kualitas pendidikan antara sekolah swasta dan negeri, kita dapat membangun generasi emas yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga sehat secara fisik dan mental. Generasi inilah yang akan membawa Indonesia menuju puncak kejayaannya di tahun 2045.
Semoga opini ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk berkontribusi dalam membangun SDM Indonesia yang unggul (*).
No Comments