Pamekasan, DETEKTIF Jatim – Bulan suci Ramadhan telah berakhir dan umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri. Namun, bagi umat Muslim yang ingin meningkatkan ibadahnya, bulan Syawal juga merupakan bulan yang istimewa. Selain merupakan bulan yang mulia, bulan Syawal juga memiliki keutamaan yang besar, terutama dalam melakukan puasa enam hari setelah Idul Fitri.
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dianjurkan bagi umat Muslim. Puasa ini dilaksanakan selama enam hari berturut-turut pada bulan Syawal, setelah selesai berpuasa di bulan Ramadhan. Meskipun tidak diwajibkan, berpuasa Syawal memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi kehidupan spiritual dan kesehatan tubuh.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa satu tahun penuh.” Dengan berpuasa Syawal, umat Muslim dapat menambah pahala ibadah mereka setelah berpuasa di bulan Ramadhan.
Dari Abu Ayyub Al-Anshari RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa satu tahun penuh.'” (HR. Muslim)
Dilansir dari Nu Online, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan 5 keutamaan yang didapatkan dari melaksanakan puasa sunah di bulan Syawal yaiitu;
1. Puasa sunah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Amalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ‘Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnya. (HR at-Tirmidzi).
Hadis ini menunjukkan betapa besar keutamaan puasa Syawal dan memberikan motivasi bagi umat Muslim untuk melaksanakan ibadah tersebut.
Oleh karena itu, puasa Syawal menjadi kesempatan yang baik bagi umat Muslim untuk terus meningkatkan ibadah dan meraih keutamaan yang lebih besar setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Dengan berpuasa Syawal, umat Muslim dapat memperbaiki kualitas hidup spiritual dan kesehatan tubuh mereka.
2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa satu tahun penuh.” Dengan melaksanakan puasa Syawal, umat Muslim dapat menambah pahala ibadah setelah berpuasa di bulan Ramadhan.
3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.
Sesungguhnya Allah Swt apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan:
ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة وعدم قبولها
Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.
4. Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala.
Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra: Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” [dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (Hr. Bukhari dan Muslim)
5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus.
Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah, namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan. Puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.(vick)
No Comments