Pesan singkat masuk phone book. Mohon berkenan hadir dan beri masukan untuk acara persiapan temu alumni UIN angkatan dua ribu. Demikian bunyi WhatsApp dari Panitia. Setengah jam kemudian penulis menuju lokasi acara. Meeting persiapan Temu Alumni UIN Malang Angkatan 2000 di Kopi Bento, Belakang UIN, Jumat, 27 Juli 2024. Pastinya, bukan sembarang temu alumni. Melainkan, sebuah pertemuan yang akan memberikan kesan luar biasa! Rugi, jika melewatkannya.
Hadir Mbah Jeng, sapaan akrab Faizuddin (Jombang), yang dikenal sebagai dedengkotnya aktivis di Jl. Gajayana 50 Malang medium 2000th. Seorang mahasiswa dengan kemampuan orasi yang tak diragukan. Namun, walaupun demikian, beberapa kali gagal meminang seorang perempuan berparas cantik. Ditolak, tepatnya.
Ada Mas Akhmad Arie Syiarudin, biasa dipanggil Mas Arie, yang hadir ditemani istri tercinta, Mbak Wiwit. Sahabat yang satu ini, begitu aktif mendorong terlaksananya temu alumni. “Rindu kawan-kawan,” katanya. Siap sedia meluangkan waktu kapan saja untuk kopi darat alias KopDar. Padahal, kesehariannya cukup nomaden. Malang-Jombang.
Sekira 6 jaman kita membincang persiapan temu alumni akbar, yang dikabarkan akan dihadiri sekitar 150 hingga 200-san aktivis yang cukup fenomenal sejak Ma’had Sunan Ampel berdiri. Bagaimana tidak, angkatan tahun 2000 ini tak jarang terlibat dalam mewarnai sejarah panjang perjalanan kampus yang sering berganti nama, itu.
Apa yang dibahas? Menyusun konsep temu alumni yang mampu menyuguhkan suasana riang gembira. Tertawa bersama tanpa dikomando. Tulus bercanda tanpa sekat apapun. Suasana inilah yang didamba para aktivis seperti biasa tersaji di lingkungan STAIN, UIIS hingga menemukan jati diri. UIN Maulana Malik Ibrahim.
Suana keakraban yang sulit dilupakan. Ada kisah rindangnya pohon kelengkeng. Biasa duduk-duduk sebelum masuk kelas. Diskusi dan berdebat tentang tema makalah masing-masing. Kantin Mak Tar, dan beberapa Kantin, juga menjadi sarana berbincang saat pagi tiba. Bagi yang kaum duafa’ seperti penulis, sarapan tempe goreng dan susu putih. Cukup!
Tak kalah mengasyikan, gedung Student Center (SC), dan Aula Tua. Pelbagai kegiatan terlaksana dengan sangat memuaskan. Apalagi, jika OSPEK atau OPKAL digelar. Kita menyaksikan seorang eksekutor yang seram dan membuat bulu kuduk merinding! Wajah sangar, bersungut-sungut, rambut tak rapi sama sekali. Pokoknya, sulit bisa dilupakan.
Paling mengundang perhatian adalah, para aktivis angkatan 2000 tak pernah absen merespon isu-isu strategis yang menyangkut kepentingan dan menjadi aspirasi mahasiswa. Aksi demonstrasi menjadi rulitual, mimbar akademik yang cukup mengernyitkan dahi para dosen. Terlebih, pimpinan kampus. Apalagi, saat Mbah Jeng bicara. Jangankan birokrasi, cicak di dinding pun tak berani interupsi!
Nah, apa sebenarnya acara inti temu alumni nanti sehingga menjadi ajang silaturrahim dengan hadirnya tiga tokoh yang merepresentasi kampus? Pada acara utama, pembicara yang diagendakan hadir adalah Profesor Imam Suprayogo. Rektor yang begitu dekat dengan para aktivis kala itu. Menariknya, kawan Bahjeng bersama dua sahabat lainnya harus menerima pil pahit karena merepotkan kampus. Patut diduga rajin turun aksi. Drop out! Istirahat dari perkuliahan sebelum menuntaskan masa studi. Entahlah, Bahjeng ini lulus dari kampus mana setelah itu.
Lalu, tak lupa, akan mengalirkan doa untuk pada para dosen yang telah mendahului kita. Menghadap Tuhan. Juga, untuk Sunan Maulana Malik Ibrahim, yang melekat pada nama institusi yang kini kesohor hingga ke pelosok negeri. Untuk kepentingan tersebut, hendak mendapuk Profesor Muhtadi Ridwan, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan, Ketua Senat sekarang.
Kemudian, sebagai penutup, Panitia akan mengundang Bapak Ghufron Hambali, biasa di sapa Pak Phong, yang dahulu memimpin Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA). Program ini juga meninggalkan seribu kisah. Aina Ghassan? Ghassan ghaib! Itulah yang mengesankan. Kuliah dari jam empat belas sampai pukul dua puluh. Berangkat dan pulang bersama. Pada sisi ini, cerita adanya degup cinta di balik dinding kampus, sayup terdengar. Cinta yang belum mendewasakan. Perjalanan anak manusia yang baru mengenal kampus dengan segala warna dan sejarahnya.
Di luar acara inti, kita menyiapkan acara yang diharapkan mendekatkan kembali antara alumni dengan almamater. Termasuk, memberikan saran dan kritik yang akan dibalut dengan seuntai rekomendasi sebagai bentuk kecintaan pada UIN tercinta. Lainnya, akan bertukar kado (oleh-oleh). Baik berupa makanan, minuman, dan apapun yang dapat dinikmati bersama di Villa Kota Batu nantinya. Sambil bakar jagung, ngobrol santai, ngopi bersama, dan tertawa renyah.
Itulah poin penting meeting dalam rangka Temu Alumni UIN Malang angkatan 2000, yang potensial membuat rugi jika begitu saja di lewatkan. Melalui Temu Alumni, Mari Tumbuh, Berkembang, dan Maju Bersama. Bahjeng dan Mas Arie akan memimpin langsung persiapan Temu Akbar Alumni UIN Malang Angkatan Tahun Dua Ribu. (*)
*Advokat, Legal Consultant, Mediator Non Hakim, dan CEO Firma Hukum PROGRESIF LAW. Kini, Sekjen DPP Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK), Bakal Calon Wali Kota Malang, dan Penulis Blue Print “Gagasan Baru Memajukan Kota Malang (2024)__Advokat, Legal Consultant, Mediator Non Hakim, dan CEO Firma Hukum PROGRESIF LAW. Kini, Sekjen DPP Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK), Bakal Calon Wali Kota Malang, dan Penulis Blue Print “Gagasan Baru Memajukan Kota Malang (2024)
No Comments