Pamekasan, Detektifjatim.com – Keluarga Satiwe Ritmo Latifa (85), jamaah haji lansia Kabupaten Pamekasan menangis, Rabu (24/05/23). Sebab, pihak keluarga kebingungan karena tidak adanya kejelasan pendamping mulai berangkat dari masjid agung Syuhada Pamekasan menuju Surabaya.
Ruhay, cucu Latifa, saat ditanya wartawan Memo X menyampaikan, dia kebingungan karena tidak ada kejelasan siapa yang akan menjadi pendamping neneknya. Menurut dia, beberapa waktu yang lalu dirinya bersama keluarga sudah mengajukan pendamping untuk neneknya tersebut. Ternyata Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pamekasan mengatakan kalau tahun ini tidak ada pendamping karena adanya aturan baru.
“Dulu sudah pengajuan pendamping. Waktu itu yang mendaftar anaknya nenek Latifa yang mendampingi. Dan ternyata sekarang tidak boleh tidak dapat pendamping, katanya aturan baru,” ungkap dia dengan nada pasrah, sambil menagis, Rabu (24/05/23).
Keluarga asal Desa Ponjenan Barat, Kecamatan Batumarmar mengaku mendapat kabar sudah tidak ada pendamping khusus. Sehingga Ruhay kebingungan karena tidak ada kejelasan dari Kemenag Pamekasan.
“Siapa dan bagaimana yang akan mendampingi ketika sudah berangkat nanti. Ibu mendaftar tahun 2015, katanya ada pendamping cuma saya tidak tahu siapa yang akan menjaga nanti, dan tidak ada kejelasan siapa dan bagaimana nantinya setelah berangkat dari sini,” paparnya
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan Mawardi membantah keluhan jamaah. Menuru dia, hingga saat ini tidak ada yang konfirmasi terkait dengan kebingungan masalah pendampingan. Bahkan semua yang berangkat hari ini sudah merasa siap untuk melaksanakan ibadah haji.
“Dari awal sudah kami sampaikan bahwa khusus jamaah lansia ini nanti perlu pelayanan secara khusus oleh tim. Dan didalam kloter itu ada ketua regu yang membawahi sepuluh orang. Kemudian ada ketua rombongan yang membawahi 44 orang. Kemudian yang di atasnya petugas kloter yang lima orang itu,” bantah Mawardi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp
Pria asal Sampang itu menambahkan skema pelayanan bagi jamaah bisa maksimal. Jika kemudian ada jamaah lansia yang menggunakan kursi roda merupakan hal biasa seperti tahun-tahun sebelumnya dan sudah dipastikan jumlah yang menggunakan kursi roda itu.
“Alhamdulillah sudah ketemu dan kita sudah mematangkan bagaimana pelayanan jamaah haji. Dan sebagian ada berangkat dengan keluarganya sehingga sudah dihendel keluarganya. Kemudian ada yang tidak bersama keluarga nanti kami bantu dengan tim yang sudah dibentuk,” ungkapnya
Mawardi menambahkan, secara umum pelayanan bagi jamaah haji lansia sudah diberikan pelayan secara maksimal sejak dari awal pemberangkatan.
“Jadi mulai dari bulan ramadhan itu kami sudah melakukan safari jamaah lansia menyasar titik jamaah lansia dimana saja. Bagaimana kesehatannya sampai menjelang pemberangkatannya, kemarin kami masih ceking untuk jamaah lansia ini,” tandasnya. (Udi/rd)
No Comments