SUMENEP, detektifjatim.com – Program wirausaha santri tahun 2021 senilai Rp2,3 Miliar disoal Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM) Sumenep, Selasa (06/08/2024)
ALARM mendatangi kantor Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep untuk menyoal tindak lanjut program wirausaha santri yang saat ini tidak jelas hasilnya.
Diketahui program wirausaha santri merupakan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan Dewi Khalifah yang mengambil dari kalangan santri guna memiliki skill kewirausahaan. Namun, yang terjadi di lapangan program tersebut tidak jelas
Korlap aksi Syaiful Bahri menyampaikan anggaran miliaran rupiah sejak tahun 2021 harusnya sudah menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing minimal di tingkat Provinsi Jawa Timur
“Jangan-jangan ini merupakan program bancakan dinas terkait lagi. Karena, pelaksanaannya tidak maksimal,” ucapnya dengan lantang
Aktivis ALARM itu menganggap program ini tidak masuk akal. Karena, anggaran miliaran rupiah dengan peserta ratusan orang melakukan pelatihan dengan rentang waktu maksimal 1 minggu.
“Tahun 2021 program wirausaha santri menghabiskan anggaran Rp2,3 Miliar mana ada,” ujarnya
Di sela sela-sela orasinya Syaiful menjelaskan ada empat jenis pelatihan yang diajarkan, seperti diving, membatik, pengolahan ikan, termasuk juga usaha angkringan. Namun, hal tersebut menjadi sia-sia karena mayoritas yang diikut sertakan adalah pemuda yang bukan santri
“Maka dari itu stop pelaksanaan program wirausaha santri untuk selamanya, hentikan realisasi anggaran untuk wirausaha santri yang jelas-jelas tidak ada outputnya sejak tahun 2021 hingga 2024 saat ini,” pungkasnya
Kepala Disbudporapar Mohammad Iksan mengatakan, program wirausaha santri bertujuan mengasah kemampuan santri yang berada di Kabupaten Sumenep
“Jadi, wirausaha santri kita laksanakan sebagai program yang melanjutkan dan melaksanakan visi-visi (Bupati, Re) setiap tahun sudah diselenggarakan, dari mulai tahun 2021 sampai sekarang,” ucapnya
Iksan memaparkan alasan pelaksanaan itu diletakan di pesantren karena sasaran utama kepesertaan adalah pesantren itu sendiri
“Makanya, kan pelaksanaannya itu ada di pesantren, kita itu menyampaikan kepada pesantren, ini juga berkaitan dengan kemandirian pesantren itu,” ujarnya. (*/hal/ady)
No Comments