x

Masjid Tiban Babussalam, Peninggalan Syech Maulana Ishaq yang Dikenal “Buatan Tuhan”

3 minutes reading
Monday, 27 Mar 2023 13:10 0 163 detektif_jatim

PROBOLINGGO, DETEKTIF Jatim – Sebuah masjid berarsitektur kuno di Kota Probolinggo, menyimpan sejarah dakwah Islam Syekh Maulana Ishaq. Masjid yang pernah menjadi tempat persinggahan Syekh Maulana itu konon muncul secara tiba-tiba tanpa diketahui siapa pembuatnya.

Bangunannya berdiri megah berada di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.  Konon masjid itu merupakan peninggalan Syekh Maulana Ishaq, yang dikenal sebagai wali pendahulu dari Walisongo, masa awal  penyebar agama islam di tanah Jawa.

Perpaduan arsitektur islam, Jawa dan Cina, menguatkan akulturasi budaya penyebar Islam di Pulau Jawa. Masjid itupun, hingga kini masih menjadi perbincangan masyarakat karena asal asulnya yang tiba-tiba ada.

Masjid Tiban Babussalam mudah ditemukan karena terletak di jalan raya Soekarno-Hatta. Selain terletak dipinggir jalan raya, keberadaannya di jalur pantai utara nasional juga membuat masyarakat mudah mengetahuinya. Meski, terlihat lebih rendah dibanding daerah lain di sekitarnya.

Sejumlah warga menyebut, awalnya merupakan pantai dan hutan bakau yang semakin lama menjadi daratan. Masjid yang berada di tepi bawah, akhirnya tertutup rerimbunan hutan bakau. Warga yang membuka hutan bakau kemudian menemukan masjid ini, dan memberi nama masjid tiban.

Versi lain menyebutkan, bahwa arti kata tiban berarti titipan. Yakni sebuah masjid yang dititipkan oleh Syekh Maulana Ishaq, salah seorang wali pendahulu dari masa awal sembilan wali penyebar agama islam di tanah jawa yang dikenal sebagai Walisongo. Masjid itu dititipkan Syekh Maulana Ishaq kepada santri dan warga, untuk dirawat dan dijadikan tempat beribadah.

“Sebenarnya, masjid tiban adalah sebuah masjid yang ukurannya tidak terlalu besar. Atap masjid berbentuk prisma dengan ketinggian sekitar 8 meter di atas permukaan tanah. Sedangkan luasnya hanya sekitar 9 meter persegi. Bentuk dan arsitektur atap masjid mirip dengan ornamen jawa-cina. Disangga dengan empat kayu jati yang usianya sudah mencapai ratusan tahun,”ujar salah satu Takmir Masjid, Ilyas, Senin (27/03/23).

Sejumlah warga menyebut, masjid itu mulai dibangun dan dirawat oleh santri Syekh Maulana Ishaq, antara abad ke 14 dan 16 Masehi. Pembangunan dilakukan untuk mengenang perjalanan ulama kondang seantero nusantara itu, khususnya di sekitar wilayah Probolinggo.

Tidak ada prasasti tulis di areal masjid Tiban itu. Namun, ada sejumlah barang yang ditengarai sebagai peninggalan Syekh Maulana Ishak. Di belakang masjid terdapat petilasan Syehk Maulana Ishaq, yang hingga kini sering menjadi tempat orang memanjatkan doa. Di halaman belakang itu pula, terdapat batu yang menjadi altar bagi Syekh Maulana Ishaq, saat memberi khotbah kepada jama’ah, pengikutnya di jaman dahulu.

Selain itu terdapat batu besar di sekitar masjid. Tidak hanya dari batu besar, juga terdapat sebuah sumur yang airnya dipercaya bisa menyembuhkan beragam penyakit.

“Tidak sedikit warga setempat maupun dari luar kota, datang untuk mendapatkan khasiat air ini,” tutur Ilyas menunjukkan khasiat air tersebut

Seiring perkembangan waktu, masjid tiban kemudian mengalami perkembangan. Tidak hanya memiliki luas seperti awal mulanya, bagian masjid tiban kini diperluas hingga sekitar 900 meter persegi. Perluasan dan perbaikan masjid tiban dilakukan pada tahun 1993 silam. Masjid tiban kini tampak lebih megah. Sejak itulah masjid tiban diberi nama masjid Jami’ Tiban Babussalam.

Babussalam memiliki arti pintu menuju keselamatan dan keridhoan Allah. Tak hanya sebagai tempat ibadah umat muslim, masjid itu juga sering dijadikan warga yang sedang dalam perjalanan atau musyafir, sebagai salah satu tempat bernaung sekaligus beribadah. (*/Rd).

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
x