PAMEKASAN, DETEKTIF Jatim – Budaya Madura pelan tapi pasti mulai menghilang. Hal itu disebabkan karena banyaknya budaya luar Madura yang masuk. Memudarnya budaya lokal Pulau Garam itu dirasakan oleh aktivis/pegiat Budaya Madura Arif Wibisono, Rabu (08/02/23).
Pria yang juga ketua rumah budaya (RB) Pamekasan itu menyampaikan bahwa budaya Madura besar. Baik budaya perilaku atau yang bersifat kebendaan. Pihaknya perlu menjaga baik-baik, sebab saat ini budaya lokal sudah mulai hilang.
“Rumah budaya (RB) Pamekasan ini merupakan salah satu wadah di Kabupaten Pamekasan, Madura untuk terus melestarikan, merawat, menjaga tradisi dan budaya masyarakat warisan leluhur” katanya, Rabu (08/02/23)
Arif mengatakan, pihaknya mendirikan RB tahun 2022 bersama temannya Syafiih Kamil. Kegiatannya, untuk merawat dan melestarikan pusaka-pusaka peninggalan, terutama di bidang keris bahkan rumah budaya itu juga sering digunakan latihan tari.
Dia menyebut selain ada RB juga ada rintisan-rintisan awal seperti pelestarian budaya Madura (PUSARA) di tahun 2010. Tahun ini pihaknya berencana membuat sekolah budaya bagi orang-orang yang ingin mengenal dan belajar kembali budaya-budaya.
“Saya mengajak masyarakat Pamekasan, Madura agar ngopeni uri-uri budaya serta membentengi budaya-budaya luar masuk. Saya juga mengajak pemuda yang ingin belajar budaya jangan sungkan-sungkan,” timpalnya.
Arif Wibisono berharap adanya RB, dan rumah Budaya tidak hanya berkembang di Pamekasan saja. Tetapi, juga ke seluruh pulau Madura. Sebab, rumah budaya se Madura akan merealisasikan keinginan D. Zawawi Imron Budaya lokal akan terus lestari di Madura.
No Comments