
Oleh: Moh Azmi
(Wartawan Paruh Waktu)
Petani ‘Penyangga Tatanan Negara Indonesia’
Bung Karno
Siapa yang tidak mengenal tembakau? yang terlahir di Pulau Garam Madura pasti mengenal tumbuhan ini.
Tumbuhan yang masuk pada kategori solanaceae dan genus Nicotiana, semusim atau herba tahunan, menjadi tumbuhan primadona bagi petani Madura saat musim kemarau tiba.
Tembakau merupakan satu-satunya bahan baku pembuatan rokok. Meskipun akhir-akhir ini sebagian kecil pabrikan mencampur tembakau kering dengan daun talas kering untuk dijadikan bahan baku rokok.
Tembakau biasanya ditanam oleh petani Pamekasan Madura ketika memasuki musim kemarau, berkisar bulan Juni hingga bulan November. Jika musim penghujan, kualitas ‘daun’ tembakau tidak terlalu bagus.
Saat ini, memasuki musim kemarau, fajar bagi masyarakat Madura sehingga mereka berbondong-bondong menanam tumbuhan yang dijuluki ‘Daun Emas’.
Latar belakang mengapa hembusan petani Madura menjuluki tembakau sebagai ‘Daun Emas’. Salah satu alasannya adalah, usai panen, harga jual yang tinggi bisa membuat petani Madura sejahtera, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan catatan tadi, ‘jika musim kemarau normal’.
Dua tahun terakhir, musim kemarau normal, rata-rata harga tembakau di empat kabupaten Pulau Madura mencapai 100 ribu perkilo. sedangkan, setiap petani Madura biasanya menanam hingga 50 ribu pohon.
Meski tidak semahal tembakau Gayo Aceh, dan tembakau Temanggung Jawa Tengah, tembakau Madura sampai detik ini masih menjadi pilihan tanaman utama bagi petani Madura.
Di Pulau Madura sendiri, utamanya Pamekasan, catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan, sekitar 60 pabrik rokok berdiri dikota dengan julukan Gerbang Salam ini.
Hal tersebut menandakan, komoditas tanaman Tembakau masih menjadi kebutuhan utama pabrikan. Apalagi, setiap gudang ‘cabang’ biasanya memiliki gudang ‘induk’ dan ini hampir merata, utamanya Pamekasan menjadi kota dengan jumlah terbanyak pabrik rokok berdiri.
Beberapa pabrikan mengungkap, aroma tembakau Madura jika musim kemarau normal, setelah beberapa bulan panen kemudian di diamkan pada tempat teduh, menghasilkan aroma bak Madu.
Tatkala penulis menjadi Pemantau tembakau 2021 silam, sejumlah pabrik mengatakan, tembakau Madura memiliki aroma khas dibandingkan dengan aroma tembakau pada wilayah lain di Indonesia.
Fakta lain dilapangan, tembakau Madura sering diekspor oleh pabrikan Pamekasan hingga ke negara tetangga ‘Asia Tenggara’, atau bahkan sampai ke Timur Tengah.
Untuk menemukan alasan julukan ‘Daun Emas’ ini, Penulis menemui Hamsudin (62), petani tembakau asal Kecamatan Palengaan Pamekasan. ia menyampaikan, mengapa julukan ‘Daun Emas’ ini digandengkan dengan tembakau Madura.
“Dulu zaman Presiden Soeharto, usai panen tembakau, kita bisa berbelanja apapun, sehingga julukan ini muncul,” kata Hamsudin.
Kemudian, penulis menemui Murahmad (85), petani tembakau asal Kecamatan Galis Pamekasan, yang mengatakan, alasan mendasar petani tembakau menjuluki tembakau sebagai ‘Daun Emas’ karena usai panen petani bisa berbelanja emas.
“Dijuluki daun emas karena usai panen hasil penjualan tembakau dibeli emas, catatannya, kalau cuaca normal,” kata Murahmad.
Hampir merata sebenarnya, pada petani tembakau Pamekasan Madura, alasan mendasar julukan ‘Daun Emas’ penulis temukan, puncaknya sebagaimana penulis sebutkan diawal, usai panen, petani bisa berbelanja segala kebutuhan.
Pulau Garam Madura, saat ini sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian yang dianggap menguntungkan, ini selaras dengan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pamekasan dan BPS Jatim, dimana pada tahun 2023, sektor pertanian di Pamekasan dan Madura pada umumnya, masih mendominasi sebagai lapangan kerja utama dengan persentase 50,23 persen.
Angka di Pamekasan, jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTUP) tercatat sebanyak 175.703, meningkat jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 143.101. Kemudian, Usaha Pertanian Perorangan (UTP) yakni meningkat mulai 164.118 menjadi 178.060. keduanya meningkat sebesar 22,78 persen.
Sementara, catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, Pada tahun 2024, luas lahan tanam tembakau di Pamekasan mencapai 31.183 hektare, dengan produksi mencapai 28.296 ton. Hal tersebut meningkat dibandingkan luas tanam tembakau Pamekasan pada tahun 2023 mencapai 22.304 hektar.
Dengan demikian, sektor pertanian utamanya tembakau sampai detik ini masih menjadi primadona bagi petani Pamekasan Madura. Harapan bersama, semoga tahun ini kemarau normal, sehingga julukan ‘Daun Emas’ tetap menggelora di kehidupan Petani kota Gerbang Salam Pamekasan Madura.
No Comments