x

Peneliti UM Hadirkan Media BK Berbasis Budaya Madura

3 minutes reading
Sunday, 9 Nov 2025 08:47 132 detektif_jatim

MALANG, Detektifjatim.com — Tim peneliti dari Program Magister Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan media bimbingan konseling (BK) berbasis nilai budaya lokal Madura sebagai upaya membentuk perilaku respek dan karakter siswa SMA.

Inovasi ini memadukan teknik sosiodrama dengan falsafah Bhuppa’ Bhabbu’ Ghuru Rato, sebuah nilai budaya yang menekankan urutan penghormatan kepada ayah, ibu, guru, dan pemimpin. Nilai ini mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati, bertanggung jawab, berempati, serta bekerja sama dalam kehidupan sosial.

Media tersebut dikembangkan oleh tim peneliti yang terdiri dari Prof. Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd sebagai ketua peneliti, bersama Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd dan Erfan Nawawi sebagai anggota. Ketiganya merupakan akademisi dan praktisi di bidang bimbingan dan konseling yang berkomitmen pada penguatan pendidikan karakter dan pengembangan sosial emosional peserta didik.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pamekasan, Madura, dengan uji penerapan media dilakukan di SMAN 4 Pamekasan. Kegiatan berlangsung sepanjang tahun akademik 2025 sebagai bagian dari luaran tesis dan penelitian terapan.

Pengembangan media ini berangkat dari fenomena menurunnya sikap hormat siswa terhadap guru, orang tua, dan lingkungan sosial. Perilaku kurang santun, komunikasi keras, dan melemahnya keterampilan menghargai pendapat orang lain kini menjadi persoalan yang mengemuka di sekolah.

Di sisi lain, budaya Madura yang kaya akan nilai etika dan tata krama justru mulai tergerus oleh pengaruh perkembangan budaya digital.

“Nilai Bhuppa’ Bhabbu’ Ghuru Rato memiliki kekuatan edukatif yang sangat relevan untuk ditanamkan kembali. Karena itu, media ini disusun agar guru BK memiliki sarana pembimbingan yang kontekstual dan dekat dengan kehidupan siswa,” ujar Prof. Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd.

Media BK yang dikembangkan berbentuk panduan layanan dan skenario sosiodrama yang diimplementasikan melalui bimbingan kelompok. Siswa diajak memainkan peran dalam situasi sosial yang menggambarkan hubungan dengan orang tua, guru, dan teman. Melalui aktivitas bermain peran, dialog, refleksi, dan evaluasi, siswa tidak hanya memahami konsep respek secara teori, tetapi juga menghayatinya melalui pengalaman langsung.

Pendekatan sosiodrama dipilih karena mendukung pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), sehingga perubahan sikap lebih mungkin muncul dari kesadaran diri siswa. Selain itu, panduan media dirancang secara praktis agar mudah diterapkan oleh guru BK tanpa memerlukan pelatihan khusus.

Hasil uji penerapan awal menunjukkan peningkatan sikap menghargai guru, orang tua, dan teman sebaya, serta kemampuan mengendalikan perilaku yang berpotensi agresif atau kurang santun.

Ke depan, tim peneliti berharap media ini dapat diterapkan lebih luas serta menjadi rujukan dalam pengembangan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

“Pendidikan karakter tidak harus selalu datang dari luar. Kita memiliki kekayaan nilai budaya sendiri yang, jika dipadukan dengan pendekatan bimbingan dan konseling yang tepat, dapat sangat efektif membentuk kepribadian peserta didik,” tutup tim peneliti. (udi/ady).

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
x