PAMEKASAN, detektifjatim.com – Klaim tagihan pembayaran shift 4 pelayanan hemodialisis (Hd) atau cuci darah di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan ke BPJS mencapai Rp 1 miliar.
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat dan Utilisasi BPJS Pamekasan Febby Mandolang mengatakan, pasien Hd ditemukan alami lonjakan sehingga ditelusuri dan ditemukan penambahan shift.
“Kemarin kami melihat tren, kenapa kok naik Hd nya lalu kami lakukan checking. Kami datangi RS, dan ditemukan penambahan shift itu. Kami tidak menghentikan pelayanan, bukan kewenangan kami,” kata Febby saat menemui audiensi dari Formaasi di ruang Komisi IV DPRD Pamekasan, Jumat (16/5/2025).
Menurut Febby, tindakan yang terkomfirmasi ke BPJS dan yang sudah di setujui Persatuan Nefrologi Indonesia (PARNEFRI) dengan mesin berjumlah sembilan adalah tiga shift.
“Kalau dikalkulasi, mesinnya sembilan dengan tiga shift maka ada 27 tindakan dalam satu shift, kok ada yang 40 dan 38 berarti ada tindakan diluar mesin itu,” terang Febby.
Febby menjelaskan, setiap tindakan pasien membayar Rp972 ribu. Jika dihitung, per satu shitf Rp972 ribu kalikan 27 tindakan maka hasilnya Rp 21 juta.
Febby menyebut, BPJS sudah layangkan surat hasil audit kejanggalan data tersebut kepada RSUD Smart namun belum ada tanggapan karena ada jangka waktu dua minggu untuk menjawab.l
“Kalau main 3 shift tinggal dikalikan 3, lalu kalikan 5 hari itu. Kalau enam bulan ya sekitar diangka Rp 1 miliar,” jelas Febby.
Sementara itu, Direktur RSUD Smart Pamekasan Raden Budi Santoso menyatakan, tupoksi rumah sakit adalah melayani, rugi atau untung akan dilayani demi kemanusiaan.
“Kalau BPJS adalah menghitung dan mengelola keuangan, memang bagus ini. Karena BPJS yang membayar pelayannya. di MoU ada audit yang harus di kembalikan jika kelebihan,” katanya.
Budi mengatakan, laporan shift 4 itu pada BPJS sebetulnya tidak perlu karena RS adalah pelayanan, dengan pengelolaan pembiayaan sendiri.
“Ketika ditemukan BPJS gabisa bayar, kami berfikir jika kewalahan membayar yang lain kami tutup saja begitu. Kalaupun dianggap tidak dapat dibiayai, maka kami rumah sakit akan kembalikan dengan cara memotong tagihan bulan berikutnya kami kami mengutamakan pelayanan,” jelasnya (azm/ady).