Categories
POLITIK

Kontrak Adeni PDAM-Mico Tirta Berakhir Juni, Dewan Pamekasan Minta Ambil Alih Aset

PAMEKASAN, detektifjatim.com – Kerja sama pengelolaan aset Adeni, sebagai anak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dengan Mico Tirta Utama akan berakhir, 6 Juni 2025 mendatang.

Hal tersebut berdasarkan akta yang disepakati 6 Juni 2020 silam. Kontraknya, selama 60 bulan lamanya.

Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Tabri mengatakan, proses pengembalian aset harus dilakukan secara hati-hati dan tidak merugikan.

“Kami minta agar dalam proses pengembalian aset-aset PDAM melalui anak usahanya Adeni yang dikerjasamakan dengan perusahaan Mico Citra Utama, dilakukan secara hati-hati dan tidak saling merugikan,” katanya, Sabtu (17/5/2025).

Tabri menyebut, sebelum serah terima aset akibat selesainya kerjasama, PDAM selaku perusahaan induk meminta pendampingan ke Badan Pengawas Kegiatan dan Pembangunan (BPK-P).

“Atau juga ke Inspektorat untuk dilakukan audit aset Adeni,” tambah Tabri.

Sementara itu, Direktur PDAM Pamekasan Samsul Arifin membenarkan, kotrak kerjasama berakhir pada 6 Juni 2025 mendatang.

“Kalau tidak ada halangan,” terangnya.

Samsul menyebut, jika nantinya BPK-P datang ke PDAM, ia akan ajak untuk lakukan audit aset Adeni dengan melibatkan Inspektorat.

“Kalau BPK-P nanti sudah datang ke PDAM, nanti saya ajak ke Adeni untuk audit aset Adeni. Termasuk Inspektorat akan dilibatkan juga,” tutup Samsul (azm/ady).

Categories
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Lima Kepala Keluarga Kebonagung Sumenep Masih Was-was, Tinggal Sejengkal, Longsor Ancam Tebing Rumah

Sumenep, detektifjatim.com – Lima Kepala keluarga (KK) Desa Kebonagung, Kecamatan Kota Sumenep was was. Penyebabnya, tebing rumah yang mereka tempati terancam longsor dan rusak.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Sumenep selama beberapa hari terakhir menyebabkan sungai di Desa Kebonagung meluap. Akibatnya, banjir merendam puluhan rumah warga dan memicu longsor di beberapa titik tebing yang berada di atas permukiman penduduk.

Moh Yusuf warga Jl Melati Desa Kebonagung, Kecamatan Sumenep mengatakan, lima Kepala keluarga terdampak sangat was-was setiap hujan turun. Sebab, jika debit air sungai Kebunagung semkin tinggi akan mengikis tebing rumahnya.

“Rumah saya mulai berlubang. Hanya langsung saya tambal agar tidak semakin parah,” ujar Yusuf seraya mengirim video

Pria kelahiran Desa Bakeong, Kecamatan Guluk-Guluk itu mengatakan, setiap musim hujan tiba-tiba warga disekitar tebing sudah siap-siap. Ada rembesan air sedikit warga siap untuk menambal.

“Kalau tidak langsung ditambal lubang yang terkena air, akan berdampak pada fondasi rumah,” ujarnya.

Aldo warga lainnya menyatakan, rumah disampingnya malah lebih parah. Dulu, tebing rumah tetangga sebelahnya sudah ambles tapi berhasil ditambal.

“Tapi kalau datang banjir lagi, tebing yang sudah tinggal sejengkal bisa langsung berdampak pada dinding rumah,” urainya.

Kepala Desa Kebonagung Bustanul Affa mengaku, prihatin mengenai persoalan tahunan yang terus berulang tanpa penangan serius dari instansi terkait.

Tano, sapaan akrabnya, mengaku pemerintah desa (Pemdes) tidak tinggal diam. Sejak awal hujan pemdes telah mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan resiko banjir dan longsor.

“Kami langsung kirimkan peringatan di grup WA RT/RW ketika hujan mulai turun. Tujuannya agar masyarakat bisa siaga. Berbagai laporan telah disampaikan kepada dinas terkait, termasuk melalui grup siaga bencana yang selama ini menjadi kanal pelaporan cepat. Namun, belum menyentuh akar persoalan,” katanya kepada wartawan, Selasa (13/5) sore sebagaimana dikutip Madurapost (ady).