SUMENEP, detektifjatim.com – Harta kekayaan Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman dan Perhubungan (Perkimhub) Sumenep Yayak Nurwahyudi hampir menyentuh angka Rp2 Miliar. Nominalnya mencapai Rp1.635.488.000 (Rp1,6 Miliar).
Laporan harta kekayaan penyelenggaran Negara (LHKPN) terlapor secara periodik 31 Desember 2022. Pada tahun 2023 tidak ada harta kekayaan yang tercantum.
Dilihat dari e-LHKPN KPK, Rabu (08/05/2024), mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menumpuk harta kekayaan pada tanah dan bangunan di Kabupaten/Kota Sumenep. Jumlahnya mencapai Rp 1.330.000.000 (Rp1,3 M).
Rinciannya, pertama tanah seluas 200 m2 di Kab/Kota Sumenep sebesar Rp305.000.000. Kedua, tanah seluas 119 m2 Rp145.000.000. Ketiga, tanah seluas 537 m2 Rp290.000.000. Keempat, Tltanah dan bangunan seluas 90 m2/50 m2 sebesar Rp135.000.000
Kelima, tanah seluas 200 m2 seluas Rp320.000.000 dan Keenam tanah dan bangunan seluas 90 m2/90 m2 Rp135.000.000.
Aset selanjutnya ditumpuk pada alat transportasi dan mesin sebesar Rp174.000.000. Berupa sepeda motor merk honda thun 2005, sebesar Rp2.500.000. Kedua Sepeda Motor Honda Tahun 2018, sebesar Rp11.500.000. Ketiga Sepeda motor Honda Vario Tahun 2021, sebesar Rp20.000.000 dan keempat MOBIL, SUZUKI ERTIGA SDX (4 X 2) AT Tahun 2015, sebesar Rp140.000.000
Mantan Kepala Diskominfo itu juga memiliki harta bergerak lainnya sebesar Rp120.000.000, kas dan setara kas sebesar Rp11.488.000. Yayak juga tidak memiliki hutang.
Kepada wartawan detektifjatim.com Kepala Dinas Perkimhub Yayak Nurwahyudi menjawab diplomatis. Yayak mengaku sudah melaporkan harta kekayaannya periode tahun 2023.
“Sudah saya laporkan belum tayang mungkin,” katanya kepada wartawan detektifjatim.com via aplikasi pesan WhatsApp, Selasa malam (07/05/2024).
Yayak menambahkan, update kekayakaan di tahun 2023 masih proses. Sehingga tidak langsung tayang. “Masih proses sepertinya,” ucapnya.
Kekayaan pejabat Sumenep itu berbanding terbalik dengan dua nenek bersaudara asal Desa Brakas Dajah, Kecamatan Guluk-guluk, Sumenep, Madura Jawa Timur.
Nenek yang sempat viral itu adalah hotipah (64) dan putriya (70). Keduanya tinggal di sebuah gubuk reyot berukuran 7×7 meter berlantai tanah. Setiap malam mereka tidur hanya beralaskan tikar. (*/rd)
No Comments