x

Rehat Saat Adzan Berkumandang

3 minutes reading
Tuesday, 24 Jun 2025 23:03 40 Moh Suudi

Oleh: Abdul Aziz
Advokat, Legal Consultant, dan CEO Firma Hukum PROGRESIF LAW. Kini, Mediator Non Hakim Pengadilan Negeri Malang, Sekjen DPP Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK)

Kala itu, langit Kabupaten Malang tampak cerah. Seperti biasa, jalur Provinsi padat merayap. Penulis memecah siang bersama Mbak Lika, mantan kekasih yang melahirkan tiga buah cinta. Menyusuri jalan yang membutuhkan kesabaran ekstra karena ramai dan padatnya kendaraan.

Pekan lalu, sosok Kiai yang kesohor dengan sebutan Penghulu Viral, meminta penulis hadir dalam sebuah momentum Walimatul ‘Ursy. Sebuah tradisi Islam yang digelar pasca akad nikah. Rasa syukur yang diungkapkan dengan menghadirkan tetangga dan handai taulan. Teman, sahabat dan orang terdekat lainnya.

Bersyukur, bisa memenuhi undangan kolega dalam pesta pernikahan putri Kiai Anas Fauzie, Mbak Nadya dan Mas Syihab. Berikrar merajut cinta suci di Pondok Pesantren A-Rozzaq. Tepatnya, di Jl. Dahlia, Slamparejo, Jabung, Malang. Kawah chondrodimoko yang memproduksi kepercayaan dan keyakinan akan limpahan rezeki, diasuh langsung oleh Kiai Anas selama ini.

Saat memasuki area kuade pangantin, Mastet of Ceremony (MC) ucapkan sesuatu yang sungguh di luar dugaan. “Selamat datang, Pak Aziz, CEO Firma Hukum PROGRESIF LAW”. Suatu penghormatan berlebihan yang tak biasa penulis terima selama menghadiri resepsi pernikahan. Tak enak, sungkan dan malu, bercampur jadi satu.

Waktu menaiki panggung sakral yang eksotik estetik, terasa betul kehangatan paduan kasih Ratu dan Raja sehari, itu. Abah Ning Nadya, Kiai Anas melempar senyum. Penulis bercengkrama dan mendoakan pengantin. Dalam mengarungi mahligai cinta dan bahtera kehidupan, putri dan menantunya Samara. Sakinah, mawaddah, warahmah.

Tak disangka, sang Kiai yang rendah hati itu, mengajak pose bareng. Setelah itu, penulis menyalami pria dan wanita paling berbahagia di jagat ini. Dengan balutan gaun pengantin yang indah, mengingatkan penulis pada perempuan kelahiran tanggal tujuh bulan tujuh tahun delapan tujuh, menikah akhir 2009 lalu.

Kemudian, penulis beranjak turun dan mengikuti arahan panitia menuju ruang jamuan resepsi. Makanan tersaji dengan menu yang variatif. Ada gule dan sate kambing, nasi goreng, sup, dan hidangan penutup. Es campur dan kue. Satu jam berlalu. Saya tak langsung undur diri.

Tiba-tiba, MC memberikan maklumat. “Bapak dan Ibu sekalian, kita rehat sejenak sekira 60 menit. Bersama melaksanan shalat Ashar. Pengantian, keluarga Kiai Anas dan besan, berkenan turun dari kuade. Setelah melaksanakan ibadah, kembali ke tempat semula. Menerima tamu yang berlangsung hingga malam hari.”

Inilah pembeda gelaran resepsi yang dihelat Kiai Anas. Ketika adzan Dhuhur, Ashar, dan Maghrib berkumandang, aktivitas pengantin, orang tua, dan tamu undangan yang datang silih berganti, memberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah shalat. Sebuah sikap yang tak umum diambil oleh kebanyakan keluarga pengantin.

Sebelum shalat, penulis bertanya pada Kiai yang kini menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Sukun Kota Malang, itu. “Tiap melangsungkan resepsi pernikahan, istirahat sebentar waktu Tuhan memanggil untuk shalat, Kiai?” Doktor yang viral sebagai penghulu dengan humor-humor inspiratif itu, tak menampik. Benar!

Sungguh, sikap islami yang dibentangkan Kiai yang kerap tampil di televisi nasional karena keteduhan wajah, nasihat pernikahan yang menyejukkan dengan humor yang menginspirasi itu, menjadi pelajaran penting bagi umat Islam.

Artinya, sesakral apapun prosesi resepsi pernikahan yang hukumnya sunnah muakkad (sangat dianjurkan), tak boleh meninggalkan shalat yang hukumnya wajib ditunaikan oleh umat Islam.

Untuk sang manten, selamat menempuh hidup baru. Saling percaya, saling mengisi, saling menguatkan. Menyatukan dua kepala dan pikiran yang berbeda, bukanlah sesuatu yang mudah. Tapi, jika landasannya cinta dan kasih, maka yang timbul adalah kesatuan yang sulit dipisahkan. Apalagi, buah terindah dari pernikahan, menyajikan seribu kenikmatan, yang tiada tara. (*)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

LAINNYA
x