PAMEKASAN, detektifjatim.com – Ribuan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut penyelesaian tujuh kasus yang terjadi. Salah satu kasus yang disoroti, penipuan pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), Rabu (11/12/2024).
Kordinator Lapangan (Korlap) aksi Nailur Rahman menyatakan dari tujuan poin tuntutan, termasuk pembayaran UKT bodong semua tidak di amini dan di tanda tangani. Pihaknya mengaku dari hasil demokrasi dalam proses pelaporan kepolisian.
“Ada tujuh poin tuntutan, pimpinan tidak menyetujui tidak mau tanda tangan di atas materai. Temen temen masih dalam pelaporan ada kepolisian,” papanya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Wakil Rektor (Warek) III IAIN Madura, Mohammad Ali Al Humaidy, mengungkapkan bahwa pihaknya masih berupaya mengungkap pelaku di balik kasus penipuan tersebut. Ia menduga kasus itu melibatkan pihak yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi (IT).
“Sampai sekarang kami masih mencari siapa orang dalamnya. Ini kan harus yang paham IT. Belum ada kejelasan siapa orang yang menggunakan IT tersebut, apakah dari dalam atau dari luar,” ungkap Humaidy.
Humaidy menambahkan pencarian sosok yang diduga ada orang dalamnya, termasuk seseorang bernama Biril, hingga kini belum membuahkan hasil. Ia menegaskan, jika pelaku ditemukan, maka kasus itu akan dibawa ke ranah hukum.
“Saya ini pusing juga. Diduga pejabat-pejabat yang mana. Saya juga pusing sampai sekarang ini. Pada tidak merasa, sampai sekarang saya tidak tahu,” imbuhnya.
Agar kasus serupa tidak terulang, Humaidy menghimbau mahasiswa untuk melakukan pembayaran melalui virtual account Bank Rakyat Indonesian (BRI) sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
“Harapannya, mahasiswa membayar ke bank BRI melalui virtual account. Kalau melalui orang luar, calon mahasiswa tidak punya bukti pembayarannya,” tegasnya. (luq/ady)
No Comments